Tuesday, 25 August 2015

Sunrise Gunung Prau dieng wonosobo



Assaalamu’alaikum.wr.wb
Hay guys,jumpa lagi dengan saya tentunya dengan cerita nge-trip saya,kali ini saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya mendaki ke puncak gunung prau lewat jalur patak banteng dieng wonosobo. Gunung Prahu terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung Prahu dengan ketinggian 2565 mdpl ini terletak pada koordinat 7°11′13″LU 109°55′22″BT / 7,18694°LS 109,92278°BT. Puncak gunung prau yang terkenal dengan keindahan matahari terbit atau sunrisenya dengan view gunung sindoro dan gunung sumbing,sungguh indahnya alam Indonesia kita ini yang wajib kita jaga dan kita lestarikan.

Perjalanan dimulai dari arah kartasura,kami berangkat dari rumah sekitar pukul 03.30 sore dan sampai basecamp sekitar  pukul 10.00 malam,ya hampir 7 jam perjalanan dari kartasura ke dieng. Sebelum memasuki kawasan wisata dieng kita melewati gapura retribusi,untuk masuk kita harus membayar Rp.5000,- per orang,dulu sih pas bulan oktober 2014 belum ada sih,tapi pas kemarin 15 agustus 2015 sudah ada. 

Basecamp ada di sebelah kanan jalan,plangnya ada di sebelah kiri,Setelah sampai di basecamp saya dan teman-teman istirahat sejenak sambil makan-makan dulu,setelah selesai makan kita mulai mempersiapkan untuk memulai perjalanan kita,tak lupa sebelum kita mulai pendakian kita,kita berdoa bersama agar bisa selamat sampai puncak dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga kita di rumah,dan bisa mendapatkan pengalaman dan pelajaran dari perjalanan kita. Amiiin.
Seperti biasa sebelum kita naik atau mendaki kita harus mendaftar terlebih dahulu,biaya pendaftarannya Rp.10.000,- per orang. Perjalanan di mulai dari basecamp sekitar pukul 11.00 malam,trek dari basecamp dimulai dengan anak tangga yang cukup banyak,karena teman-teman saya baru pertama kali mendaki kita sering istirahat,tapi tak mengapa,karena tujuan utama mendaki tidak hanya puncak,tapi menikmati perjalanan dan kembali dengan selamat. Setelah melewati anak tangga,setelah itu kita melewati  jalan yang cukup lebar dan rata tapi agak nanjak.
Setelah selesai trek ini kita ambil arah kiri menuju puncak tapi sebelum melanjutkan kita akan di mintai tiket yang kita beli di basecamp tadi,jadi jangan di buang dulu tiketnya,karena di situ juga ada peta jalur pendakiannya.
Oia jangan lupa siapkan masker karena di musim kemarau ini trek nya akan sangat berdebu karena kontur tanahnya sangat gembur seperti pasir dan jangan lupa hati-hati karena jalanya licin. Oia bagi temen-temen yang belum sempet makan tidak usah kawatir,karena dari pos 1 (sikut dewo)  sampai pos 2 (canggal walangan) terdapat warung-warung kecil yang menjual gorengan,air minum,nasi,dan aneka makanan lainya,atau hanya sekedar untuk beristirahat sejenak.
Setelah melewati pos 2 (canggal walangan) kita sudah bisa melihat indahnya lampu perkotaan bila di malam hari,kalo di siang hari kita bisa melihat langsung Telaga Warna danTelaga Pengilon. Wah sungguh indah ciptaan-Nya,terbesit dalam pikiran ku ternyata kita adalah mahkluk kecil dan lemah dibanding ciptaan-Nya yang lain,subhanallah!!!.
Dan tanpa terasa kita sudah sampai pos 3 (cacingan).
Karena saking asyiknya bercanda dan jarak dari pos 3 ke Sunrise Camp atau Puncak Dewo(pelawangan) tidak terlalu jauh,tanpa saya sadari ternyata kita sudah sampai,sesampainya disini ternyata sudah banyak tenda-tenda yang berdiri,padahal disini tempatnya sangat luas. Kita langsung saja mencari tempat yang cukup untuk mendirikan 2 tenda,setelah dapat kita langsung saja mendirikan tenda disini karena waktu sudah malam dan sangat dingin,kita sampai puncak sekitar pukul 01.30,ya perjalanan dari basecamp sampai puncak sekitar 2,5 jam. Karena sudah larut malam kita lansung beistirahat sambil menunggu esok tiba untuk menyaksikan keindahan sunrise atau matahari terbit dari timur dengan view Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Sengaja alarm saya bunyikan jam 05.00 subuh,tanpa terasa ternyata sudah jam 05.00 subuh,oia sebagai umat islam dimana pun kita berada kalo sudah masuk waktu sholat,kita harus mendirikan shalat. Saya dan teman-teman saya shalat berjama’ah di puncak gunung prau,ini sungguh pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan,say merasa lebih dekat dengan sang pencipta,walaupun dingin menyengat tapi tak sedikit pun mengganggu kekhusukan shalat kami.

Setelah selesai shalat,inilah detik-detik yang kita tunggu,sang surya melai mengintip malu dari timur. Dengan keindahannya sehingga sanggup memukau siapa saja yang melihatnya, tak sedikit orang yang berteriak syukur karena bisa menikmati indahnya alam Indonesia ini. Setelah matahari mulai meninggi, ada keindahan yang lain,yaitu dua gunung yang sanggup membuat mata ini terpesona dan membuat mulut tak henti memuji ke agungan-Nya,SUBHANALLAH!!! 
 

ALHAMDULILLAHIRROBBIL’ALAMIN “segala puji bagi Allah,tuhan seluruh alam”. Oia tak lupa ku kibarkan bendera kebanggaan kita,bendera Indonesia,bendera merah putih di atas puncak gunung prau,dan akan ku kibarkan di puncak gunung lainnya,insyaallah,,hehe.
Setelah puas,kita mulai packing untuk kembali turun,kembali berkumpul dengan keluarga yang sudah menunggu kita di rumah. Oia untuk sahabat semua,jangan lupa dan ingat selalu,kita naik gunung bukan untuk nyampah,oleh karena itu bawa sampah mu turun,mari kita lestarikan alam Indonesia ini agar anak cucu kita masih bisa menikmati ke indahannya. Oia jangan sembarangan membuat api unggun atau membuang sampah kaleng,karena di musim kemarau,api kecil bisa menjadi kebakaran yang sangat dasyat,mari kita tingkatkan kesadaran diri kita untuk menjaga dan melestarikannya,jangan hanya dating dan menikmati saja,setelah itu merusaknya,itu bukanlah jiwa sang pendaki,bukan lah jiwa pecinta alam. Mending pergi ke mall saja,hahaha.
Sudah dulu ya guys,maaf jika ada salah kata,semoga kita bisa menjadi orang yang bertanggung jawab,bisa saling menghargai,dan tentunya menjadi pribadi yang lebih baik lagi,amiin. Salam Lestari.
Wasslamu’alaikum.wr.wb.

No comments:

Post a Comment