Dataran Tinggi Dieng secara umum
terbagi menjadi dua wilayah Administratif. Dieng Kulon masuk kabupaten
Banjarnegara, sedangkan Dieng Wetan masuk kabupaten Wonosobo.
Sinergi Positif antara Masyarakat Lokal, serta Dinas Pemerintah
kedua Kabupaten tersebut berimbas pada meningkatnya pembangunan sarana dan
prasarana kepariwisataan sehingga langsung maupun tidak langsung ikut menunjang
kemajuan khususnya pada bidang Wisata di daerah ini. Hal tersebut semakin memberi harapan cerah bagi masa depan
Dieng khususnya dalam bidang Kepariwisataan
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif
dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan
kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu
berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau
(Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan
embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun
racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Dieng adalah kawasan dataran tinggi
di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten
Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing.
Secara administrasi, Dieng merupakan
wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng
("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini
merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.
Nama Dieng diambil dari kata di yang berarti gunung
dan Hyang (Dewa). itulah kenapa Dieng juga dijuluki negeri
Para Dewa.
Teori lain menyebutkan, Nama Dieng berasal dari kata di hyang (Bahasa Sunda) mengingat pada masa pra Medang- sekitar abad ketujuh Masehi- daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.
Teori lain menyebutkan, Nama Dieng berasal dari kata di hyang (Bahasa Sunda) mengingat pada masa pra Medang- sekitar abad ketujuh Masehi- daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.
Menurut cerita yang berkembang di
Masyarakat, Desa Dieng awalnya adalah hutan lebat tanpa penghuni, Hingga
kemudian seorang Pengelana bernama Kyai Kolodete memasuki daerah ini dan mulai
membangun pemukiman yang kemudian menjadi tonggak awal berdirinya desa Dieng. Kyai Kolodete inilah
yang dipercaya menjadi sebab asal Fenomena Anak Berambut Gimbal di Dataran
Tinggi Dieng.
Dan berikut ini adalah tempat wisata
dieng yang bisa kita kunjungi adalah
1.TELAGA
·
- Telaga Warna
Telaga Warna |
·
- Telaga Merdada
![]() |
Telga Merdada |
Inilah danau terluas yang ada di Dataran
Tinggi Dieng. Walau merupakan telaga terluas, telaga ini tidak memiliki sumber
mata air. Seluruh air yang menggenangi telaga ini merupakan tampungan air
hujan.
hujan.
- Telaga Pengilon
Terletak tepat disebelah telaga Warna namun
memiliki karakter permukaan yang sangat berbeda. jika telaga warna cenderung
berwarna putih kebiruan akibat endapan lumpur didasar permukaannya, Telaga
Pengilon memiliki permukaan air yang sangat jernih dan bening seperti cermin,
karenanya diberi nama
·
Telaga
Cebong
Telaga terletak di Desa sembungan, tepat
dibawah Bukit Sikunir ( Tempat para wisatawan biasa melihat Sunrise Dieng )
·
Telaga
Menjer
Telaga Menjer terletak di desa Maron
Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo 12 km sebelah utara kota Wonosobo.
Merupakan telaga alam terluas di
Kabupaten Wonosobo. Berada di ketinggian 1300 Mdpl, dengan luas 70 Ha dan
kedalaman 45 meter.
·
Telaga
Dringo
Nama Dringo didapat dari tumbuhnya dringo
di sekeliling telaga tanpa ditanam orang. Telaga itu juga merupakan bekas kawah
yang meletus pada tahun 1786.Terletak di desa Pekasiran, dan langsung
berbatasan dengan desa Wonopriyo kecamatan Blado kabupaten Batang, sejalur
dengan kawah Candradimuka.
·
Telaga
Sewiwi
Telaga ini bukan merupakan bekas kawah
melainkan pemunculan air tanah dari bukit - bukit sekitarnya ditambah air
hujan, sehingga terjadilah telaga. Sekarang telaga ini berkurang airnya.
·
Telaga
Balekambang
Terletak di Kompleks Candi Pendowo,
untuk menghindari bahaya banjir yang dapat merusak candi - candi, penduduk
membuat saluran pembuangan air ke sungai Dolok. Saluran tersebut diberi nama Gangsiran
Aswatama.
No comments:
Post a Comment